Selamat menyambut bulan November rekan-rekan semua. Hari ini kita berada di 1 November tahun 2021. Nothing last forever, even cold November rain. Seperti itu lirik lagu Guns N Roses untuk menggambarkan keunikan bulan ke 11 tersebut. Saya sendiri menyukai bulan November tak lebih karena di bulan inilah saya lahir ke dunia.
Anyway, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya menjadi investor saham di pasar modal sejak kurang lebih dua tahun terakhir. Saya mengambil banyak hal baik dari kegiatan saya ini, dan saya ingin rekan-rekan pembaca tahu. Barangkali saja bisa memberi manfaat untuk Anda juga.
Baca juga:
Oke, pertama mengenai defenisi pasar modal atau capital market bisa dengan mudah Anda temukan di Google. Secara sederhana, kurang lebih begini. Perusahaan atau institusi ingin menyerap dana dari masyarakat untuk digunakan sebagai modal pengembangan usaha.
Untuk mendapatkan dana tersebut, perusahaan atau institusi menerbitkan produk keuangan berupa saham atau obligasi. Apa itu saham dan obligasi? Anda bisa googling sendiri.
Masyarakat yang berminat menjadi investor dengan membeli saham atau obligasi tersebut akan mendapatkan imbal hasil berupa dividen dari keuntungan perusahaan. Saham juga bisa diperjual belikan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual.
Nah, pasar modal adalah tempat yang
mempertemukan penjual dan pembeli produk keuangan diatas. Pasar modal di Indonesia
adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Apa saja tentang BEI bisa Anda kulik
sendiri melalui websitenya di www.idx.co.id.
Awal mula mengenal pasar modal
Saya sendiri mengetahui pasar modal sudah sejak lama, sejak jaman SMA tahun 2000-an. Tapi ya itu, seperti kebanyakan orang, dulu saya menganggap pasar modal adalah tempat transaksi orang-orang kaya, pengusaha, atau konglomerat yang banyak uang.
Entah pada suatu ketika di tahun 2019, tiba-tiba saja saya tertarik untuk mengenal lebih jauh cara kerja di pasar modal. Saya mulai membaca artikel, buku-buku, lalu menonton video-video yang berkaitan. Perlahan-lahan saya mulai paham betapa krusial peran pasar modal dalam perekonomian suatu negara, serta betapa penting bagi masyarakat awam seperti kita untuk turut terlibat sebagai investor didalamnya.
Bagaimana pentingnya terlibat menjadi investor pasar modal bagi masyarakat seperti saya akan ditulis lain kali ya. Kali ini hanya membahas pengalaman saja.
Akhirnya di awal maret 2020, saya memutuskan untuk memulai perjalanan investasi saya di pasar saham Indonesia bertepatan dengan market crash saat itu akibat pandemi virus korona. Makanya orang yang masuk market pada periode itu biasa disebut investor angkatan korona. Hehe
Membuka rekening sekuritas
Untuk menjadi investor pasar modal, maka pertama kali Anda harus memiliki rekening sekuritas. Apa itu rekening sekuritas? Rekening sekuritas adalah rekening yang digunakan untuk bertransaksi, membeli dan menjual produk keuangan di pasar modal.
Rekening sekuritas ini pada dasarnya sama dengan rekening biasa, hanya saja rekening yang ini hanya bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar modal. Bisa digunakan untuk menyimpan dana, membeli dan menjual saham atau obligasi, dan mencairkan dana ke rekening biasa. Tidak bisa digunakan untuk mengirim uang ke rekening teman, apalagi ke rekening mantan.
Dimana kita membuat rekening sekuritas? Di bank maupun instansi yang memiliki layanan sekuritas. Ada BNI sekuritas, Mandiri sekuritas, Mirae Asset sekuritas, Ajaib sekuritas, Indopremier sekuritas, dan macam-macam lagi. Ibarat makanan, pemilihan sekuritas ini Anda bisa pilih sesuai selera.
Berhubung saya telah memiliki rekening Bank Mandiri, jadi saya memutuskan untuk membuka rekening sekuritas di Bank Mandiri. Biar klop saja begitu.
Membuka rekening di Mandiri sekuritas sangat mudah dan bisa dilakukan full online tanpa perlu ke bank nya langsung. Yang penting Anda sabar dan telaten mengisi data-data yang diperlukan. Simak cara daftar Mandiri Sekuritas secara lengkap disini.
Setelah memiliki rekening sekuritas, saya menyetor sejumlah dana ke rekening tersebut, dan selanjutnya saya siap mulai membeli produk di pasar modal Indonesia dalam hal ini BEI. Ohiya, bertransaksi di pasar modal saat ini bisa dilakukan full online, menggunakan laptop atau handphone saja.
Membeli saham pertama di Bursa Efek Indonesia
Apakah Anda sudah meng-googling perbedaan saham dan obligasi seperti yang saya sebutkan diatas?
Di rekening sekuritas, kita bisa membeli saham dan juga obligasi. Saya sendiri sampai hari ini hanya membeli produk saham saja. Mengapa? Sebab ini sesuai dengan profil resiko saya sendiri. Apa itu profil resiko? Googling lagi ya.
Emiten saham yang pertama kali saya beli adalah saham PT. Merdeka Copper Gold Tbk, dengan kode MDKA. MDKA adalah perusahaan pertambangan yang memproduksi emas, tembaga, perak dan beberapa mineral lain.
Saya membeli saham MDKA pada harga Rp. 1.075 per lembar saham dan saya jual kembali bulan Juli, beberapa bulan lalu pada harga Rp. 2.950 per lembar saham. Dari pembelian saham pertama saya ini, saya mendapatkan keuntungan investasi sebanyak kurang lebih 174% dalam kurun waktu 1 tahun.
Sebesar apa 174%? Misalkan saat itu nilai investasi saya di MDKA sebesar Rp. 5.000.000, maka pada saat dijual, uang saya menjadi Rp. 13.700.000.-
Rencana investasi selanjutnya
Pembelian saham pertama saya sangat menguntungkan bukan? Apakah saya hebat dan selalu bisa untung sebesar itu di pembelian berikutnya? Sayangnya tidak.
Pergerakan saham di pasar modal sangat fluktuatif setiap hari bursa. Saham yang kita beli kadang naik kadang turun sesuai supply dan demand pasar.
Saya beli saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) dan rugi 9%. Saya beli saham Hasnur International Shipping (HAIS), perusahaan milik juragan klub sepakbola Barito Putra, dan rugi 18%. Saya beli saham Adaro Energy (ADRO) dan untung 12%. Begitulah. Ada yang untung tak sedikit yang boncos.
Apakah saya kapok? Tidak. Untung dan rugi di masa awal saya menjadi investor saham di pasar modal malah membuat saya makin semangat. Saya memahami bahwa untuk menjadi investor yang baik, saya perlu lebih banyak belajar.
Saya perlu belajar memahami cara kerja bursa efek, mem-valuasi perusahaan, mengatur psikologi sebagai investor, dan yang paling penting, belajar mengatur keuangan sendiri agar selalu ada modal untuk berinvestasi.
Berinvestasi di pasar modal akan menjadi lahan belajar yang panjang bagi saya kedepannya. Saya sebenarnya agak menyesal mengapa baru tergerak untuk mengenal pasar modal lebih jauh di umur sekarang. Harusnya sudah sejak dulu, dijaman SMA atau jaman kuliah.
Tapi tidak mengapa. Better late than never. Tentunya selain berinvestasi, saya tidak sabar untuk membagikan semua pengalaman investasi saya kepada Anda pembaca setia blog ini. Tujuannya seperti biasa, biar pengalaman saya yang baik bisa Anda manfaatkan, dan yang jelek jangan sampai Anda ikuti.
Sampai jumpa di post yang lain sobat!
mantap, menginspirasi. Makasih sharingnya mas, kami juga sekarang sering nulis tentang saham khususnya buat investor pemula di Pareto Saham biar ga salah paham apalagi salah pilih saham,
ReplyDeleteMenginspirasi ka, jadi inget dulu ada matakuliah waktu jaman kuliah yang suruh beli saham. Dan terus lupa, pas udah kerja dan viral2nya saham dikalangan anak muda, jadi keinget. Dan pas dicek mayan dah naik 25%an, heheh
ReplyDeletesekarang rajin Nulis Tentang Investasi Saham di paretosaham.com
coba kalo mau cek pengalaman dan beberapa materi buat investor pemula. siapa tau bermanfaat.
jadi inget jaman kuliah dulu, disuruh nabung saham. dan baru diambil pas udah kerja karena viral banyak yang nabung saham. ALhamdulillah naik 20an %
ReplyDeletesekarang rajin nulis
Tentang Investasi sahamdi paretosaham.com
Mantap. Praktik sambil mengedukasi ya. Sukses selalu.
Delete