Usaha ayam kampung mengalami tren pertumbuhan dalam dua tahun terakhir. Sepertinya ikut dipengaruhi oleh kondisi pandemi yang melanda dunia, termasuk juga di Indonesia. Sejak pandemi, orang yang tertarik memulai usaha di bidang pangan terus meningkat.
Ayam kampung adalah ternak yang pada dasarnya mudah untuk dipelihara dan dijadikan sumber usaha yang menjanjikan. Selain karena ayam jenis ini adalah ayam lokal Indonesia yang sudah menyesuaikan diri dengan iklim Indonesia, ayam kampung sendiri memiliki daya tahan tubuh yang baik dibandingkan dengan ayam broiler maupun layer.
Dari sisi pemasaran, daging ayam kampung adalah idola dalam hal cita rasa daging ayam. Biasanya, kalangan menengah keatas lebih menyukai daging ayam kampung dibandingkan ayam broiler.
Meski tergolong mudah dalam pengelolaannya, banyak juga orang yang mengalami kegagalan dalam usaha ayam kampung. Ada yang gagal dalam menjaga kesehatan ayamnya, tak sedikit pula yang gagal dalam hal penjualan hasil panen.
Baca juga:
Nah bagaimana tips beternak ayam kampung agar sukses dan terhindar dari kegagalan? Apa saya hal-hal yang penting untuk dipersiapkan? Bagaimana pengelolaan usaha ayam kampung agar bertahan lama?
Simak beberapa tips dibawah ini yang saya simpulkan dari pengalaman beternak ayam kampung yang masih seumur jagung.
1. Persiapkan pemasaran
Sebelum mulai beternak ayam kampung, sebaiknya pastikan sudah ada konsumen yang siap membeli hasil panen nantinya. Ini penting. Alangkah bagusnya jika penjualan ayam bisa langsung ke konsumen, tanpa melalui pengepul agar mendapatkan harga terbaik.
Jika belum mendapatkan akses pemasaran sendiri, sebaiknya jangan mulai beternak dulu. Menjual melalui pengepul ayam kadang menekan peternak untuk menurunkan harga. Ini bisa menyebabkan kerugian.
2. Dapatkan bibit terbaik
Saat memulai beternak pertama kali, pastikan untuk menggunakan bibit ayam kampung terbaik. Saya sarankan untuk membeli bibit DOC dari perusahaan penetasan yang sudah berpengalaman.
Jangan terkecoh oleh harga murah. Bisa saja DOC yang murah tidak melalui pemeliharaan yang baik dan nantinya dapat merugikan Anda.
3. Ikuti kaidah pemeliharaan dengan disiplin
Beternak ayam kampung, asalkan diberi makan, bisa saja tetap hidup dan tumbuh besar meski kita mengabaikan kaidah-kaidah pemeliharaan yang lain. Lihat saja ayam kampung yang biasa dipelihara serabutan, tetap bisa bertahan hidup.
Namun untuk usaha jangka panjang, saya sarankan Anda untuk benar-benar mengikuti pedoman beternak ayam yang baik dengan disiplin.
Mulai dari perkandangan, kebersihan, pakan, umur panen, perhatikan semua dengan telaten. Jangan remehkan kepadatan ayam dalam kandang, pastikan udara tersirkulasi dengan baik, selalu cek kualitas air minum, dan ikuti program vaksin serta pengobatan.
Anda bisa membaca tulisan saya tentang perkandangan ayam kampung disini. Anda bisa mengontak saya melalui Instagram untuk diskusi tentang pemeliharaan ayam. Tenang, tidak berbayar hehe. Cuma ya itu, ilmu saya juga masih pas-pasan.
4. Perhatikan kualitas pakan
Jenis pakan sangat mempengaruhi pertambahan bobot ayam kampung. Di pasaran ada banyak merek pakan yang diproduksi oleh pabrikan. Pastikan Anda menggunakan pakan yang terbaik.
Jangan tergiur dengan pakan harga murah. Bisa saja komposisi atau kualitasnya sudah berkurang akibat penyimpanan yang sudah lama.
Anda boleh saja mencoba pakan alternatif untuk menghemat biaya produksi, tapi jangan nekat. Kalau Anda tidak ahli dalam meracik pakan alternatif, jangan coba-coba. Pakai saja pakan pabrikan. Jangan sampai niatnya mau berhemat, malah berakhir kerugian.
5. Beternak secara berkelompok
Beternak dengan populasi ayam yang banyak akan menguntungkan dalam banyak hal. Mulai dari membeli pakan, menyediakan vaksinasi, sampai pada pemasaran akan menjadi lebih mudah jika dilakukan secara kolektif.
Misalnya Anda hanya memiliki 200 ekor ayam. Anda akan kesulitan untuk membeli vaksin inaktif untuk 200 ekor ayam sebab di pasaran, setahu saya, ukuran vaksin inaktif yang tersedia paling kecil adalah untuk 500 ekor ayam. Jika Anda membeli vaksin dosis 500 maka Anda akan rugi, sebab vaksin inaktif tidak bisa disimpan lama setelah kemasannya dibuka.
Dalam hal pemasaran, menjual ayam 1000 ekor secara kontinyu biasanya akan lebih mudah dibanding menjual ayam 50-100 ekor.
Untuk itu jika populasi ayam Anda masih kecil, sebaiknya beternaklah secara berkelompok. Dengan demikian Anda dapat menekan biaya dan meningkatkan hasil penjualan.
Baca juga:
7. Ulasan
Ulasan diatas adalah tips-tips yang penting Anda perhatikan sebelum memulai usaha beternak ayam kampung. Meski tergolong mudah, usaha ayam kampung juga bisa merugikan jika tidak melalui perencanaan yang bagus.
Tentang prospek usaha, tidak diragukan lagi bahwa ayam kampung adalah komoditas yang laris karena memiliki segmen pasar tersendiri dibanding ayam pedaging lainnya.
Disamping itu, usaha ayam kampung dilindungi oleh perundang-undangan untuk selalu menjadi usaha rakyat. Anda tak perlu takut suatu saat nanti usaha Anda gulung tikar karena diserobot perusahaan dengan modal yang lebih besar.
Selamat beternak, sedulur !