Ayam KUB adalah ayam kampung unggul hasil persilangan yang dilakukan oleh Balitbangtan. Ayam KUB merupakan singkatan dari ayam kampung unggul Balitbangtan. Sejak diperkenalkan ke masyarakat pada tahun 2009, ayam KUB langsung menjadi idola baru peternak ayam kampung.
Ayam KUB mengandung plasma nuffah ayam kampung asli Indonesia, tapi dengan sifat-sifat yang lebih baik. Anda bisa membaca tulisan saya tentang sejarah ayam KUB, lengkap dengan keunggulannya pada halaman lain di blog ini.
Sayangnya, seperti halnya ayam kampung, masih jarang peternak yang melihat ayam KUB sebagai peluang usaha yang bisa dikembangkan ke skala bisnis yang besar. Kebanyakan masih beternak kecil-kecil.
Baca juga:
Peluang usaha ternak Ayam KUB
Ayam KUB memiliki banyak keunggulan dan potensi yang besar untuk dijadikan bisnis skala besar dengan beberapa pertimbangan berikut ini:
- Permintaan daging ayam kampung semakin tinggi di pasaran seiring dengan stigma yang berkembang di masyarakat bahwa daging ayam kampung lebih nikmat dibanding ayam broiler, ayam super, ataupun ayam joper.
- Ayam KUB memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa. Seekor ayam KUB dapat mencapai umur konsumsi dalam waktu 2 bulan saja.
- Ayam KUB sudah beradaptasi dengan iklim Indonesia, sehingga lebih tahan penyakit dan mudah dalam perawatannya.
- Harga jual daging ayam kampung termasuk ayam KUB jauh lebih tinggi dari daging ayam potong atau broiler.
- Bisnis bahan makanan akan selalu bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi maupun pandemi. Sesulit apapun, orang pasti butuh makan.
Dengan 5 fakta diatas, tentu sangat masuk akal melihat ayam KUB sebagai salah satu peluang usaha ternak yang memiliki prospek bagus saat ini baik di pedesaan, dan tak menutup kemungkinan pula di kawasan perkotaan.
Langkah-langkah beternak ayam KUB
Ayam KUB sebenarnya tergolong unggas yang mudah untuk diternakkan. Untuk memulai usaha ternak ayam KUB, berikut ini adalah step by step yang bisa Anda lakukan.
1. Menentukan skala usaha
Menentukan skala usaha perlu dilakukan di awal sebab ini akan berimbas pada modal usaha, bibit ayam, perkandangan, dan pemasaran.
Beternak 100 ekor dan 1000 ekor akan membutuhkan luas lahan dan bentuk kandang berbeda, tentunya modal yang dibutuhkan juga berbeda pula.
Jika ingin usaha ayam KUB yang berfokus pada pembesaran ayam, maka Anda bisa membeli bibit berupa DOC (day old chicken) di peternak lain atau di toko ternak. Namun jika ingin produksi DOC sendiri berarti Anda perlu memiliki mesin penetas telur sendiri.
2. Membangun kandang
Setelah menetapkan skala usaha, Anda sudah tahu kandang berbentuk apa dan seluas apa yang dibutuhkan. Selanjutnya Anda bisa mulai membangun kandang ayam KUB.
Pastikan kandang ayam KUB yang Anda buat memenuhi aspek perkandangan yang baik, ventilasi yang cukup, dan tidak mengganggu tetangga. Anda bisa membaca bentuk-bentuk kandang ayam KUB disini.
3. Membeli bibit
Setelah kandang siap, selanjutnya adalah membeli bibit ayam KUB. Jika ingin produksi DOC sendiri maka Anda bisa membeli indukan jantan dan betina dahulu untuk nanti bertelur dan telurnya bisa ditetaskan. Telur ayam KUB juga bisa dijual dengan harga yang tinggi.
Namun jika belum mengetahui cara breeding ayam KUB, saya sarankan Anda untuk langsung membeli DOC saja.
DOC ayam KUB biasanya bisa ditemukan di toko-toko ternak. Bagi yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan, bisa menghubungi saya. Saya tidak berjualan DOC ayam KUB, tapi saya tahu tempat belinya di Sulawesi Selatan.
4. Merawat ayam
Setelah ayam masuk kandang, langkah selanjutnya adalah merawat ayam sampai tiba masa panen. Dari fase DOC, ayam KUB membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk bisa dijual dagingnya.
Selama perawatan, pastikan untuk memberikan pakan yang tepat sesuai umur ayam, menerapkan biosecurity kandang yang ketat, dan memberikan vaksin serta obat-obatan sesuai kebutuhan ayam.
Tentang pakan, biosecurity kandang, dan vaksinasi dapat Anda baca pada halaman lain blog ini.
5. Panen dan pemasaran
Sebagai peternak, inilah waktu yang paling ditunggu-tunggu: panen lalu menjual ayam dan mendapatkan uang.
Jika hasil panen masih kecil, Anda bisa menjajakan Ayam KUB di pasar-pasar tradisional atau ke pengepul ayam. Utamakan untuk mendapatkan pelanggan dan jangan mematok harga terlalu tinggi
Jika produksi sudah banyak, maka sebelum masa panen mulailah menjajaki kerjasama dengan toko makanan, restoran, atau hotel-hotel yang menyediakan menu ayam. Jika produk bagus dan Anda bisa menggaransi kelangsungan suplai ayam Anda nantinya, saya yakin tidak sulit mendapatkan langganan dari tempat-tempat diatas.
Selalu utamakan kualitas dan pelayanan pada pembeli. Dalam usaha pangan begini, kedua hal itu sangat penting agar usaha dapat bertahan lama.
Baca juga:
Simulasi usaha Ayam KUB
Setelah memahami langkah-langkah usaha Ayam KUB diatas, bagaimana pendapat Anda? Apa sudah realistis atau tampak masih sulit dikerjakan? Sampaikan di kolom komentar ya.
Selanjutnya mari kita simulasikan. Untuk membuat usaha ternak ayam KUB, butuh modal berapa? Bisa dapat untung berapa? Berapa lama untuk balik modal?
Untuk simulasi ini kita tetapkan skala usaha adalah 200 ekor per bulan dengan membeli DOC langsung, bukan menetaskan telur sendiri. Untuk produksi 200 ekor perbulan, artinya kita butuh kandang kapasitas 400 ekor yang dibagi dalam dua periode, sebab masa panen ayam KUB adalah 2 bulan
Jadi 200 ekor DOC masuk duluan untuk periode pertama. 200 ekor lagi masuk periode berikutnya atau bulan ke dua. Begitu siklus seterusnya.
1. Modal
Biaya kandang ukuran 50 m2 = Rp. 6.000.000
Biaya peralatan kandang = Rp. 4.000.000
Total modal = Rp. 10.000.000
2. Biaya produksi per periode
Biaya pembelian 200 ekor DOC = Rp. 3.400.000
Penyusutan kandang = Rp. 84.000
Biaya listrik = Rp. 50.000
Biaya pakan untuk 10 minggu
(10x7) x 0,047 kg x 200 x Rp.4.500 = Rp. 2.961.000
Biaya vaksin & obat-obatan = Rp. 50.000
Biaya vitamin & desinfektan = Rp. 50.000
Biaya komunikasi dan transportasi = Rp. 100.000
Total biaya produksi per periode = Rp. 6.695.000
3. Penjualan
(200 ekor - Mortalitas 10%) x Rp.50.000 = Rp. 9.000.000
4. Keuntungan
Keuntungan per periode = Penjualan – biaya produksi
= Rp. 9.000.000 – Rp. 6.695.000
= Rp. 2.305.000
5. Titik balik modal
Titik balik modal = (Modal : Keuntungan) x 1 bulan
= (Rp. 6.695.000 : Rp. 2.305.000) x 1
= 3 bulan
Dalam simulasi diatas, dapat kita lihat bahwa dengan beternak ayam KUB 200 ekor maka keuntungan yang bisa didapatkan adalah Rp. 2.305.000 per periode.
Dengan menggunakan kandang kapasitas 400 ekor, hasil tersebut bisa diperolah setiap satu bulan. Dari keuntungan tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk kembali modal.
Tantangan usaha ternak ayam KUB
Dengan peluang besar seperti diatas, usaha ayam KUB bukan tanpa tantangan. Berikut ini beberapa fakta yang perlu Anda perhatikan jika ingin memulai usaha ayam KUB.
- Harga kompetitor di sektor daging ayam yaitu daging ayam potong atau broiler di pasaran cukup murah. Maka harga jual ayam KUB harus mampu bersaing agar bisa menarik konsumen yang banyak.
- Biaya pakan mahal. Pakan buatan pabrik yang fluktuatif dan cenderung bertambah mahal sangat menyulitkan semua peternak, termasuk peternak ayam KUB. Anda bisa mencari pakan alternatif tambahan untuk antisipasi jika harga pakan pabrikan sedang melambung.
- Pasokan DOC ayam KUB yang harganya terjangkau biasanya sulit didapatkan di beberapa daerah, terutama di desa-desa terpencil. Peternak sebaiknya mempelajari cara breeding ayam KUB untuk bisa memproduksi DOC sendiri.
Baca juga:
Kesimpulan
Usaha ternak ayam KUB sangat layak ditekuni dan dikembangkan menjadi bisnis berskala besar dan menjangkau pasar yang lebih luas. Jika ingin memulai usaha skala rumahan untuk permulaan juga tidak mengapa. Anda bisa menikmati beternak sembari mempelajari proses usaha ayam KUB ini.
Di desa-desa, usaha ini menurut saya sangat ideal. Hasilnya bisa dipasarkan di kawasan urban perkotaan.
Usaha ternak ayam KUB ini bisa saja menjadi solusi perbaikan ekonomi kita, apalagi ditengah kondisi kelesuan ekonomi akibat pandemi berkepanjangan seperti sekarang ini.
Nomor kontak untuk beli DOC KUB di area Bone atau Makassar
ReplyDeleteNomor yg bs sy hh hubngi untuk pembelian Doc
ReplyDelete