Musim pandemi Covid-19 tahun ini memang betul-betul mengubah kebiasaan di hampir semua sektor kehidupan kita. Dulu, tidak banyak orang yang terbiasa mencuci tangan secara rutin. Dulu, hand sanitizer bukanlah produk populer. Bahkan mungkin ada orang yang belum pernah memakai hand sanitizer sepanjang hidupnya sebelum wabah virus ini merebak.
Sekarang coba lihat sekitar kita. Semua orang yang sadar kesehatan, menjadi rutin mencuci tangan sampai beberapa kali setiap hari. Semua orang jadi mengenal hand sanitizer. Barang ini menjadi produk yang laris di toko-toko. Saya sendiri sekarang kemana-mana mesti mengantongi hand sanitizer, sebab di paksa istri. Jika tidak membawa hand sanitizer, saya bisa kena dua masalah. Pertama virus corona, kedua amukan istri.
Hampir semua rutinitas kehidupan berubah, menyesuaikan dengan upaya penanggulangan Covid-19 yang digalakkan pemerintah.
Di kantor tempat saya bekerja juga melakukan banyak penyesuaian. Dulu setiap hendak membeli suatu barang dari China yang berupa mesin, equipment, ataupun komponen proyek kantor, mesti ada beberapa orang dari kantor yang berangkat ke China. Orang ini bertugas melakukan pengecekan fisik dan performa barang tersebut sebelum dikirim ke Indonesia.
Akibat wabah Covid-19, kini tidak ada lagi tugas untuk ke China. Yah, mau bagaimana, sedangkan penerbangan domestik saja ribet, kita mesti melampirkan dokumen ini itu. Apalagi mau terbang keluar negeri.
Walhasil, meeting secara virtual belakangan menjadi aktivitas kami, menggantikan pertemuan secara fisik. Dan Zoom Meeting, aplikasi meeting virtual yang sekarang sedang hits, menjadi favorit kami di kantor. Untuk memeriksa alat-alat yang dibeli kantor tadi, kami lakukan secara online melalui Zoom Meeting dengan pabrikan di China.
Jadi saat melakukan Zoom Meeting, kami yang bertugas memeriksa suatu barang akan duduk manis saja di depan laptop yang terhubung dalam aplikasi Zoom Meeting ke pabrikan barang tersebut di China. Sebelumnya pabrikan di China harus mengirim data spesifikasi barang via email untuk kami pelajari terlebih dahulu.
Selanjutnya pabrikan akan mulai melakukan pengetesan yang kami amati secara seksama melalui video. Sepanjang pengetesan kita selingi dengan diskusi. Di ujung meeting, pabrikan akan mengeluarkan laporan aktual hasil pengetesan. Setelah hasil pengetesan disepakati, baru barang boleh dikirim ke Indonesia.
Meeting jarak jauh lintas negara dengan beberapa pabrikan di China memberikan pengalaman dan tantangan tersendiri bagi saya. Kesulitannya macam-macam.
Pertama tentu saja kendala bahasa. Bahasa inggris sebagai bahasa general yang kami gunakan, yang mana dalam percakapan langsung saja masih sulit di pahami, dalam percakapan Zoom Meeting kesulitannya menjadi dua kali lipat. Bahasa inggris saya tidak begitu bagus, dan bahasa inggris rekan Zoom Meeting di China biasanya juga sama tidak bagusnya. Jadinya biasanya kami sama-sama sulit mengerti.
Kesulitan kedua adalah signal internet yang tidak stabil. Signal sangat mempengaruhi lancarnya komunikasi dalam Zoom Meeting. Kadang signal saya di site proyek yang jelek, kadang juga signal di China nya yang jelek. Kebanyakan signal di China yg terganggu. Saya juga tak tau mengapa.
Untuk mengatasi kesulitan komunikasi lisan, di Zoom Meeting kita bisa memanfaatkan fitur chatting. Jadi yang sulit disampaikan lisan, bisa diketik saja lalu di kirim ke peserta meeting lain. Bisa dipilih, mau dikirim ke semua peserta, atau terbatas ke seorang saja.
Oh iya, untuk menikmati aplikasi Zoom Meeting sebenarnya tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun alias gratis. Cukup menggunakan signal internet. Namun untuk versi gratis ini, penggunaannya terbatas. Ada batasan jumlah peserta dan lama waktu meeting. Kalau tidak salah lama waktunya hanya 40 menit, setelah itu mesti di akhiri. Kalau meetingnya belum kelar, ya mesti buka room meeting baru lagi.
Nah, dikarenakan kami biasanya membutuhkan waktu berjam-jam untuk menginspekasi sebuah barang via Zoom Meeting, maka kantor kami membeli aplikasi Zoom Meeting versi berbayar. Dengan demikian kami bisa ber-Zoom Meeting sepuasnya sampai barang yang hendak di beli benar-benar diyakini telah memenuhi performa yang diharapkan.
Demikianlah cerita menggunakan aplikasi Zoom Meeting saya di kantor. Saya menulis artikel receh ini sembari melepas doa-doa sakral, semoga Indonesia dan seluruh negara di dunia berhasil melalui pandemi Covid-19 ini secepatnya. Ketika wabah berlalu, aktivitas-aktivitas unik kita di masa pandemi ini, seperti ber-Zoom Meeting, akan menjadi kenangan tersendiri. Tersimpan dalam memori selamanya. Get well soon, World !