Ayam kampung adalah hewan ternak asli indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hari-demi hari, permintaan pasar terhadap kebutuhan daging dan telur ayam kampung asli terus meningkat. Hingga hari ini, permintaan tersebut belum mampu dipenuhi secara nasional oleh peternak.
Ayam kampung memiliki ketahanan tubuh yang baik dalam menghadapi iklim di Indonesia, misalnya musim hujan atau kemarau panjang. Hewan ini mudah beradaptasi didaerah mana saja. Oleh sebab itu, ayam kampung dipelihara oleh banyak penduduk Indonesia.
Sayangnya, ayam kampung asli memiliki produktifitas rendah dan pertumbuhan yang lama. Itulah mengapa tidak banyak orang yang tertarik untuk menjadikan usaha ternak ayam kampung sebagai sumber penghasilan utama.
Baca Juga:
Sejarah Ayam KUB
Tantangan budidaya ayam kampung yang disebutkan di atas melatarbelakangi inisiasi Balai Penelitian Ternak pada tahun 1997 untuk meneliti kemungkinan menciptakan jenis ayam kampung asli yang unggul dengan persilangan genetik.
Beberapa referensi menyebutkan bahwa ayam KUB ini diperkenalkan ke masyarakat sejak tahun 2009. Ayam KUB telah diakui sebagai galur baru melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/SR.120/2/2014.
Beberapa tahun terakhir, ayam KUB dianggap menjadi solusi budidaya ayam kampung sebab ayam ini mengandung plasma nuffah ayam asli Indonesia namun dengan produktifitas yang lebih tinggi. Ayam ini sudah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.
Kelebihan Ayam KUB
Ayam KUB memiliki karakter ayam kampung asli. Namun menurut para pakar unggas, jika dipelihara dengan metode intensif yang sama, ayam KUB memiliki keunggulan dibanding ayam kampung biasa.
1. Pertumbuhan Cepat dan Tahan Virus
Keunggulan utama dari ayam KUB adalah pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa. Ayam KUB bisa mancapai bobot badan 1 kg pada umur 70 hari saja atau sekitar 10 minggu. Sedangkan ayam kampung biasa, untuk mencapai bobot yang sama, memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12-16 minggu.
Ayam KUB merupakan mengandung gen penanda ketahanan terhadap flu burung. Kandungan gen tersebut membuat ayam KUB lebih tahan terhadap serangan virus Avian Influenza (AI). Sebagai perbandingan, ayam Broiler tidak mengandung gen tersebut.
2. Produksi dan Daya Tetas Telur Tinggi
Ayam KUB dapat memproduksi telur rata-rata 180 butir per tahun. Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan produksi telur ayam kampung biasa. Jika dipelihara dengan metode pemeliharaan intensif yang sama, ayam kampung biasa hanya menghasilkan telur 146 butir pertahun.
Dari telur yang dihasilkan, ayam KUB memiliki daya tetas sebesar 85%. Misalkan bertelur sebanyak 100 butir dan ingin ditetaskan, maka peluang telur untuk menetas menjadi anakan ayam adalah 85 butir.
3. Frekuensi Bertelur
Ayam KUB mulai bertelur di umur 20-22 minggu. Ini adalah umur yang lebih muda dibandingkan dengan ayam kampung biasa yang bertelur di umur 20-24 minggu.
Ayam kampung biasa dalam budidaya intensif dapat bertelur 7 kali dalam setahun. Jika dibiarkan berkeliaran saja, maka secara alami siklus bertelur ayam kampung biasa hanya 3 kali per tahun. Disisi lain ayam KUB dapat bertelur sepanjang tahun tanpa adanya siklus.
Baca Juga:
4. Sifat Mengeram Rendah
Setelah bertelur, ayam memasuki masa mengeram sebelum bisa bertelur kembali. Ayam KUB memiliki sifat mengeram yang lebih rendah dibandingkan ayam kampung biasa.
5. Konversi Pakan Rendah
Konversi pakan ayam KUB berada di angka 3,8 kg pakan per kg telur. Artinya, untuk menghasilkan telur seberat 1 kg, ayam KUB hanya membutuhkan pakan sebanyak 3,8 kg. Angka ini jauh lebih rendah dari konversi pakan ayam kampung biasa yang berada di angka 4,9-6,4 kg.
Konversi pakan yang rendah tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi peternak, sebab akan menekan biaya pakan. Kita ketahui bahwa umumnya biaya pakan dalam budidaya ayam adalah 80% dari biaya produksi.
6. Mortalitas Rendah
Hal yang tak kalah penting dalam usaha ternak adalah mengontrol mortalitas atau tingkat kematian, terutama pada saat ayam masih kecil. Para pakar unggas mengatakan bahwa jika dipelihara dengan baik, mortalitas ayam KUB dibawah umur 6 minggu cukup rendah, dibawah 5%. Angka ini terpaut jauh dengan ayam kampung biasa dengan mortalitas sekitar 27%. Bahkan jika hanya dibiarkan berkeliaran, mortalitas ayam kampung biasa bisa sampai 50%.
Baca Juga:
Ulasan
Dengan banyak keunggulan yang telah disebutkan diatas, budidaya ayam KUB memiliki prospek besar untuk dikembangkan kedepan. Ayam ini adalah ayam kampung asli. Selain memiliki pangsa pasar yang luas, kebanggaan beternak unggas lokal tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Ayam KUB adalah ayam kampung unggulan Indonesia. Apakah anda tertarik memulai usaha ternak ayam KUB? Ayo kita ratakan nusantara dengan ayam kampung!