Hari ini, 13 November 2019 adalah hari besar bagi kami di proyek PLTA Poso. Sore nanti kami akan kedatangan tamu istimewa, Bapak Jusuf Kalla. Selain adalah tokoh bangsa yang dikenal seantero tanah air, beliau juga adalah atasan kami, sebab proyek yang kami kerjakan ini adalah bagian dari Kalla Grup yang merupakan grup usaha milik keluarga Jusuf Kalla.
Ini bukan kunjungan pertama bagi Pak JK ke proyek Poso. Beliau sering berkunjung kesini, bersama adiknya, Bapak Achmad Kalla, yang merupakan pimpinan proyek Poso ini. Tahun lalu, kalau tidak salah bulan Juli, saat masih menjabat sebagai wakil presiden, beliau juga datang meninjau pekerjaan proyek kami yang saat itu masih dalam masa konstruksi.
Rencana kedatangan Pak JK kali ini bagi saya terasa lebih istimewa dan membuat kami lebih antusias dibandingkan saat beliau datang bulan Juli 2018 silam. Pertama, sebab saat beliau datang dulu, pekerjaan kami masih dalam puncak masa konstruksi, belum selesai. Kini, dua dari empat unit turbin yang kami kerjakan sudah selesai dan telah berputar. Artinya kami bisa tunjukkan ke Pak JK hasil kerja kami disini.
Alasan kedua, dulu Pak JK datang sebagai wakil presiden yang tentunya dengan pengamanan berlapis. Jangankan untuk berjumpa, mendekat saja tak boleh. Nah, kali ini beliau datang dengan kunjungan biasa. Mungkin sekedar jalan-jalan, melepas penat setelah 5 tahun terakhir sibuk mengurus negara. Kami melepas harapan agar hari ini dapat berjumpa dan berbicara langsung dengan Pak JK.
Baca juga:
Untuk menyambut Pak JK, beberapa hari terakhir ini kami berbenah, mempercepat pekerjaan dan membersihkan area-area yang direncanakan akan dilalui beliau. Area power house sebagai bagian sentral dari PLTA akan menjadi lokasi pertama yang beliau kunjungi. Saat meeting mingguan beberapa hari lalu, kami sudah bersiap mengoperasikan dua unit turbin sekaligus di hari saat Pak JK datang.
Power House PLTA Poso I |
Sejak pagi hari kami sudah tak sabar menunggu, sampai tak fokus kerja. Siang sehabis dzuhur kami menerima kabar bahwa Pak JK telah mendarat di bandara Poso dan sedang bertolak menuju site proyek kami. Sambil menunggu beliau, kami berfoto-foto ria di pelataran area power house, lokasi dimana pak JK direncanakan akan tiba.
Sekitar pukul 16.00 waktu Poso, rombongan Pak JK tiba. Pak JK turun dari mobil Toyota Fortuner berwarna putih. Senang rasanya melihat Pak JK dari jarak begitu dekat. Seorang tokoh pemersatu yang sangat tepat menjadi panutan hidup bagi generasi muda seperti kami. Sosoknya bersahaja, tampak sudah berumur tapi masih enerjik. Melihat beliau saya sontak berdoa dalam hati semoga Pak JK diberi kesehatan dan umur yang panjang agar bisa terus memberi inspirasi bagi kami.
Pak JK mengenakan kemeja lengan panjang yang lengannya digulung, dipadukan dengan celana jeans. Beliau memakai helm proyek lengkap dengan masker. Pak JK yang didampingi oleh Pak Tajuddin Nur, kepala proyek pembangunan PLTA Poso ini, melempar senyum sambil menyapa kami. Kami berjejer menyambut pak JK sembari berganti-gantian menyalami beliau. Suasana penuh kehangatan, jauh berbeda saat beliau datang sebagai wapres dulu. Pengamanan untuk beliau tetap ada, beberapa orang Paspampres setia berdiri disekitar beliau.
Pak Jusuf Kalla (Dok. Proyek PLTA Poso) |
Saya juga tak ketinggalan menyalami dan menyapa beliau.
“Selamat datang di proyek Poso, puang”, saya menyapa beliau dengan sapaan penghormatan ala bugis, sebab saya tahu beliau adalah orang bugis.
“Iya..iya. Kau bagian apa?”, Pak JK tanya.
“Saya bagian engineering mekanikal, puang”, saya jawab sesingkatnya saja, mengingat banyak teman lain yang antri mau menyapa beliau. Hehe
“Bagus ya, bagus’’, beliau bicara sambil terus menyalami teman-teman proyek yang ada banyak jumlahnya.
Seandainya bisa berlama-lama bicara dengan beliau, saya ingin menanyakan kepada Pak JK kira-kira kapan pembangunan PLTA di kampung saya, Sulawesi Barat, akan dikerjakan. Sekedar info, proyek PLTA Tumbuan di Mamuju yang berkapasitas 3x100 megawatt adalah salah satu proyek yang akan dikerjakan Kalla Grup. Jika terealisasi, Sulawesi Barat akan memiliki salah satu PLTA terbesar di Indonesia timur.
“Saya tidak sabar ingin pulang kampung dan membuat listrik untuk kampung saya sendiri Pak JK’’, kata saya tapi hanya dalam hati.
Baca juga:
Selanjutnya kami mendampingi Pak JK beserta rombongan mengelilingi area power house, berlatarkan suara gemuruh dua unit turbin yang berputar dengan nyaman. Beliau berjalan dari turbin unit 1 sampai ke turbin unit 4 diapit oleh Pak Syahruddin, wakil kepala proyek PLTA Poso I, dan Pak Mustaqim, general manager PLTA Poso II. Jepretan kamera berseliweran mengabadikan gambar pak JK.
Pada suatu titik beliau berhenti. Pak JK bertanya kepada para pimpinan proyek yang mendampingi beliau berjalan.
“Poso I ini berapa mega?”
“Poso I 4x30 megawatt, Pak”, dijawab oleh pak Syahruddin
Pak JK tampak meraba-raba kantong kemejanya, lalu mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pulpen.
Beliau mencatat.
Poso I – 4x30 = 120 megawatt.
“Poso II berapa?”, beliau bertanya lagi.
“Poso II existing 3x65 megawatt Pak, dan Poso II extension 4x50 megawatt”, kali ini Pak Mustaqim yang bergantian menjawab.
Pak JK melanjutkan catatan.
Poso II exist – 3x65 = 180 megawatt
Poso II extens – 4x50 = 200 megawatt
Lalu beliau jumlahkan, hasilnya 500.
“Kenapa cuma 500 mega ini?”
“Bukannya 515 mega ya?”
“Ini yang Poso II existing 3x65 megawatt Pak, jadinya 195 megawatt”, Pak Mustaqim membantu mengoreksi hitungan Pak JK di kertas kecilnya tadi.
“Oo iya iya, 515 mega ya semuanya. Ya, betul”, Pak JK tampak puas.
Catatan Pak JK (Dok. Proyek PLTA Poso) |
Saya yang berdiri tepat di depan beliau mengamati tingkah Pak JK dari dekat. Sangat bersahabat dan ramah. Beliau juga ternyata suka membuat catatan kecil dan hitungan-hitungan detail sendiri. Seperti kebanyakan pengusaha sukses yang pernah saya temui. Bedanya Pak JK dalam hal ini masih ketinggalan. Beliau tidak menggunakan fasilitas note atau kalkulator di handphone, melainkan masih menggunakan kertas dan pulpen. Hehe
Baca juga:
- Mengenal Turbin PLTA - Prinsip Kerja, Jenis, dan Pemilihannya
- Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?
“Boleh, dimana, dimana?”, Pak JK tampak antusias.
Beliau lalu diarahkan menuju control room yang letaknya di lantai atas.
Memasuki ruang control room, kami melepas sepatu, biar lantai tidak kotor. Eh Pak JK juga ikut-ikutan melepas sepatu. Padahal sebaiknya beliau pakai sepatu saja tidak apa-apa, biar tidak ribet. Tapi beliau kekeh ikut lepas sepatu.
Di ruang control room Pak JK mengamati layar-layar monitor yang memperlihatkan operasi turbin. Beliau bertanya macam-macam kepada operator yang sedang bertugas di ruangan. Sangat ramah dan akrab. Pak JK bahkan mencicipi duduk dan berayun-ayun di kursi operator sebelum beliau dan rombongan keluar dari ruangan.
Begitu turun dari control room, Pak JK telah ditunggu oleh mobil dan juga rombongannya untuk berpindah ke area proyek yang lain. Setelah berfoto bersama kami, beliau bergegas naik ke mobil sambil melambaikan tangan kepada kami yang tinggal di power house.
Berfoto bersama Pak JK (Dok. Proyek PLTA Poso) |
Malam ini Pak JK beserta rombongan menginap semalam di perumahan proyek. Besok beliau akan melanjutkan kunjungan ke tempat lain yang entah dimana, saya tak tahu dengan pasti. Kemanapun itu, saya berdoa kepada Allah SWT semoga Pak JK selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari marabahaya dimanapun beliau berada. Terima kasih telah berkunjung, Pak JK. Terima kasih.