Kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari keberadaan air. Sebagai salah satu sumber kehidupan, kita menjumpai air di setiap fasilitas peradaban manusia. Dari rumah-rumah, gedung-gedung perkantoran, sarana ibadah, pabrik-pabrik, bandara, stasiun, dimana saja. Air adalah kebutuhan pokok yang mesti tersedia dimana saja sehari-hari kita berada.
Untuk menampung air dalam jumlah besar biasanya digunakan penampungan. Penampungan air bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Di rumah-rumah yang kebutuhan airnya kecil, bisa menggunakan tandon air kapasitas kecil yang banyak tersedia di pasaran. Namun untuk fasilitas umum dan bangunan industry yang kebutuhan airnya ribuan liter perhari, biasanya menggunakan tangki air atau kolam yang besar.
Baca juga:
Untuk mengisi penampungan yang berada di posisi tinggi tersebut, air dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggunakan pompa. Pompa akan mendorong air dari sumber air menuju ke penampungan. Cara kedua, yaitu dengan mengalirkan air dari sumber air yang letaknya lebih tinggi dari posisi penampungan air. Dengan demikian, air akan mengalir dengan sendirinya memanfaatkan gaya gravitasi. Kita cukup menambahkan valve kontol untuk membuka dan menutup aliran air.
Setelah air mengalir dari sumbernya dan mengisi penampungan air yang terletak di posisi tinggi, kendala yang biasa dihadapi yaitu bagaimana mengontrol aliran air ini. Jika air mengalir terus menerus maka penampungan akan penuh lalu meluber. Jika harus bolak balik menghidupkan dan mematikan pompa, atau membuka dan menutup valve control, tentu sangat merepotkan.
Untuk mengatasi masalah ini, kita membutuhkan sistem kontrol air yang bisa bekerja otomatis. Artinya, suatu sistem yang memungkinkan aliran air ke penampungan terbuka dan tertutup dengan sendirinya secara otomatis, tanpa perlu menyibukkan kita. Jadi ketika air di penampungan berkurang, maka air mengalir. Sebaliknya, saat penampungan sudah penuh, maka air tidak mengalir.
Jika untuk mengisi penampungan air kita menggunakan pompa, maka cara terbaik untuk mengontrol aliran secara otomatis yaitu dengan menggunakan level switch. Level switch dipasang didalam penampungan air dan dihubungkan ke pompa. Ketika air di penampungan berkurang, mekanisme pada level switch akan mengirim sinyal untuk menghidupkan pompa dan mengalirkan air ke penampungan. Ketika penampungan sudah penuh, maka level switch akan mengirim sinyal kembali untuk mematikan pompa.
Baca juga: Mengenal Turbin PLTA: Prinsip Kerja, Jenis, dan Pemilihannya
Selanjutnya jika pengisian penampungan air kita mengalir secara gravitasi tanpa pompa, maka lebih mudah lagi. Kita cukup menambahkan valve kontrol yang bisa membuka dan menutup sendiri sesuai ketinggian air didalam penampungan. Salah satu valve yang banyak digunakan dalam cara ini adalah floating valve, atau valve berpelampung.
Floating valve berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air ke dalam penampungan air secara otomatis. Dengan menggunakan floating valve, kita tidak perlu membuka valve secara manual untuk mengisi penampungan air. Demikian pula ketika penampungan air telah penuh, kita pun tidak perlu menutup valve secara manual. Aliran air akan membuka dan menutup sendiri berdasarkan ketinggian air didalam penampungan.
Floating valve bekerja dengan membuka dan menutup celah aliran air pada valve berdasarkan gerakan naik turun pelampung. Pelampung pada floating valve umumnya berbentuk bola. Adapun cara pemasangan floating valve yaitu disambungkan pada ujung pipa air yang masuk kedalam penampungan.
Diatas adalah dua gambar kondisi sebuah floating valve pada saat membuka dan menutup. Ketika ketinggian air di dalam penampungan turun, maka pelampung pada floating valve akan berada pada posisi normal yang memungkinkan air mengalir kedalam penampungan melalui valve. Pelampung tersebut akan terangkat keatas seiring dengan naiknya ketinggian air.
Baca juga:
Suatu mekanisme pada valve membuat semakin naik posisi pelampung, maka celah untuk air mengalir pada valve akan semakin kecil. Sampai pada batasnya, celah tersebut tertutup dan air berhenti mengalir. Saat air mulai berkurang lagi didalam penampungan air, pelampung akan ikut turun dan celah pada valve terbuka sehingga air kembali mengalir. Begitu seterusnya.
Cara kerja yang sama juga terjadi pada floating valve dengan model berbeda seperti yang tampak di gambar berikut ini.
Floating valve terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung yakni body valve dengan celah yang dapat membuka dan menutup, pelampung, serta batang penghubung pelampung dan valve.
Baca juga:
Floating valve sangat tepat digunakan sebagi pengontrol aliran air yang mengalir dengan gaya gravitasi tanpa menggunakan pompa. Dengan menggunakan alat ini, aliran air ke penampungan kita akan bekerja secara otomatis. Dampaknya, tidak akan ada air yang meluber dari penampungan dan terbuang sia-sia. Disamping itu, kita juga tak perlu repot-repot lagi membuka dan menutup valve kontrol secara manual.
Untuk menampung air dalam jumlah besar biasanya digunakan penampungan. Penampungan air bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Di rumah-rumah yang kebutuhan airnya kecil, bisa menggunakan tandon air kapasitas kecil yang banyak tersedia di pasaran. Namun untuk fasilitas umum dan bangunan industry yang kebutuhan airnya ribuan liter perhari, biasanya menggunakan tangki air atau kolam yang besar.
Baca juga:
- Mengenal Pompa Submersible: Sejarah, Cara Kerja, dan Jenisnya
- Hydraulic Ram Pump, Solusi Masalah Air di Pegunungan
Untuk mengisi penampungan yang berada di posisi tinggi tersebut, air dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggunakan pompa. Pompa akan mendorong air dari sumber air menuju ke penampungan. Cara kedua, yaitu dengan mengalirkan air dari sumber air yang letaknya lebih tinggi dari posisi penampungan air. Dengan demikian, air akan mengalir dengan sendirinya memanfaatkan gaya gravitasi. Kita cukup menambahkan valve kontol untuk membuka dan menutup aliran air.
Permasalahan Penampungan Air
Setelah air mengalir dari sumbernya dan mengisi penampungan air yang terletak di posisi tinggi, kendala yang biasa dihadapi yaitu bagaimana mengontrol aliran air ini. Jika air mengalir terus menerus maka penampungan akan penuh lalu meluber. Jika harus bolak balik menghidupkan dan mematikan pompa, atau membuka dan menutup valve control, tentu sangat merepotkan.
Untuk mengatasi masalah ini, kita membutuhkan sistem kontrol air yang bisa bekerja otomatis. Artinya, suatu sistem yang memungkinkan aliran air ke penampungan terbuka dan tertutup dengan sendirinya secara otomatis, tanpa perlu menyibukkan kita. Jadi ketika air di penampungan berkurang, maka air mengalir. Sebaliknya, saat penampungan sudah penuh, maka air tidak mengalir.
Cara Kontrol Otomatis Penampungan Air
Jika untuk mengisi penampungan air kita menggunakan pompa, maka cara terbaik untuk mengontrol aliran secara otomatis yaitu dengan menggunakan level switch. Level switch dipasang didalam penampungan air dan dihubungkan ke pompa. Ketika air di penampungan berkurang, mekanisme pada level switch akan mengirim sinyal untuk menghidupkan pompa dan mengalirkan air ke penampungan. Ketika penampungan sudah penuh, maka level switch akan mengirim sinyal kembali untuk mematikan pompa.
Baca juga: Mengenal Turbin PLTA: Prinsip Kerja, Jenis, dan Pemilihannya
Selanjutnya jika pengisian penampungan air kita mengalir secara gravitasi tanpa pompa, maka lebih mudah lagi. Kita cukup menambahkan valve kontrol yang bisa membuka dan menutup sendiri sesuai ketinggian air didalam penampungan. Salah satu valve yang banyak digunakan dalam cara ini adalah floating valve, atau valve berpelampung.
Fungsi Floating Falve
Floating valve berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air ke dalam penampungan air secara otomatis. Dengan menggunakan floating valve, kita tidak perlu membuka valve secara manual untuk mengisi penampungan air. Demikian pula ketika penampungan air telah penuh, kita pun tidak perlu menutup valve secara manual. Aliran air akan membuka dan menutup sendiri berdasarkan ketinggian air didalam penampungan.
Cara Kerja Floating Valve
Floating valve bekerja dengan membuka dan menutup celah aliran air pada valve berdasarkan gerakan naik turun pelampung. Pelampung pada floating valve umumnya berbentuk bola. Adapun cara pemasangan floating valve yaitu disambungkan pada ujung pipa air yang masuk kedalam penampungan.
Diatas adalah dua gambar kondisi sebuah floating valve pada saat membuka dan menutup. Ketika ketinggian air di dalam penampungan turun, maka pelampung pada floating valve akan berada pada posisi normal yang memungkinkan air mengalir kedalam penampungan melalui valve. Pelampung tersebut akan terangkat keatas seiring dengan naiknya ketinggian air.
Baca juga:
Suatu mekanisme pada valve membuat semakin naik posisi pelampung, maka celah untuk air mengalir pada valve akan semakin kecil. Sampai pada batasnya, celah tersebut tertutup dan air berhenti mengalir. Saat air mulai berkurang lagi didalam penampungan air, pelampung akan ikut turun dan celah pada valve terbuka sehingga air kembali mengalir. Begitu seterusnya.
Cara kerja yang sama juga terjadi pada floating valve dengan model berbeda seperti yang tampak di gambar berikut ini.
Posisi valve terbuka, pelampung berada dibawah, dan air mengalir (dok. pribadi) |
Posisi valve tertutup, pelampung berada diatas, dan air tidak mengalir (dok. pribadi) |
Bagian-bagian Floating Valve
Floating valve terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung yakni body valve dengan celah yang dapat membuka dan menutup, pelampung, serta batang penghubung pelampung dan valve.
Celah tempat keluar air pada body valve (dok. pribadi) |
Ulir/thread untuk sambungan dengan pipa sumber air (dok. pribadi) |
Floating valve dengan pelampung berbentuk bola (dok. pribadi) |
Baca juga:
- Onigiri, Segitiga Penyelamat Pelancong Muslim di Jepang
- Camping di Padamarari, Selayang Pandang Danau Poso
Ulasan
Floating valve sangat tepat digunakan sebagi pengontrol aliran air yang mengalir dengan gaya gravitasi tanpa menggunakan pompa. Dengan menggunakan alat ini, aliran air ke penampungan kita akan bekerja secara otomatis. Dampaknya, tidak akan ada air yang meluber dari penampungan dan terbuang sia-sia. Disamping itu, kita juga tak perlu repot-repot lagi membuka dan menutup valve kontrol secara manual.
thankyou for your post visit us to see article about anything at https://www.unair.ac.id/
ReplyDeleteThank you for nice information. Please visit our web:
ReplyDeletehttps://uhamka.ac.id
https://uhamka.ac.id