Setiap saya bepergian dengan pesawat, pada saat check in saya selalu meminta sebisa mungkin duduk di seat yang dekat jendela. Selain untuk menikmati pemandangan, saya juga senang mengambil foto sayap pesawat. Pernah ada teman yang menyebut saya fotografer sayap pesawat. Hehe. Itu karena saking banyaknya foto-foto sayap pesawat didalam galeri handphone saya.
Pernahkah kalian membayangkan bagaimana pesawat bisa terbang?
Pesawat terbuat dari bahan logam sebagai struktur rangka utama yang tentunya cukup berat. Pesawat Boeing 737 MAX-8 yang beberapa bulan yang lalu viral didunia maya, beratnya sekitar 82 ton.
82 ton itu seberat apa?
82 ton setara dengan 82.000 kilogram. Jika timbangan badan rata-rata manusia adalah 50 kilogram, maka 82 ton sama dengan berat 1640 orang. Berat kan? Bagaimana bisa benda seberat itu mampu terbang menari-nari di udara dan tidak jatuh?
Pesawat adalah contoh yang paling mudah untuk menunjukkan representasi dunia engineering. Memang betul bahwa ilmu dasar dalam penemuan pesawat adalah persamaan hukum Bernoulli yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli yang adalah seorang ahli matematika dan fisika. Namun jika bukan karena Orville Wright dan saudaranya Wilbur Wright yang menerapkan ilmu tersebut pada rancangan pesawat mereka, maka hukum Bernoulli akan selamanya hanya ada di buku dan dihafalkan dari masa ke masa.
Baca juga:
- Inilah Habibie Factor, Penemuan BJ Habibie yang Mengubah Dunia
- Mengenal PLTA, Masa Depan Pembangkit Listrik Indonesia
Agak hiperbola namun memang demikianlah adanya. Dulu orang memimpikan bepergian antar negara dengan cepat dan mudah, engineering menciptakan pesawat. Dulu orang memimpikan bisa tetap terang walau saat malam hari, engineering menciptakan listrik. Dahulu orang memimpikan bisa berbicara dengan kerabat di tempat yang jauh, engineering menciptakan jaringan handphone.
Engineering adalah menerapkan ilmu sains dan matematika untuk menyelesaikan permasalahan peradaban. Pelaku engineering disebut engineer, dan di Indonesia lebih populer dengan istilah insinyur. Para engineer memikirkan bagaimana berbagai ilmu sains dan matematika dapat diterapkan untuk memudahkan kehidupan manusia. Para ilmuwan sains sering mendapatkan pujian atas penemuan ilmu yang mereka hasilkan, tetapi para engineer lah yang berperan dalam membuat penemuan itu bermanfaat bagi dunia. Bagi saya sendiri, ilmu sains tanpa engineering hanyalah dongeng.
Baca juga:
Engineering adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia. Piramida Giza, Stonehenge, Parthenon, dan Menara Eiffel yang masih berdiri hari ini adalah beberapa monumen warisan para engineer pada jamannya. Saat ini pekerjaan engineering tersebar di berbagai bidang kehidupan seiring dengan makin kompleksnya permasalahan dan tantangan jaman. Para engineer tidak hanya dibutuhkan untuk membuat pesawat atau merancang bangunan yang monumental, namun juga dalam industri energi, pertambangan, otomotif, perminyakan, listrik, pelayaran, komputer, sampai perangkat lunak.
Engineering tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Apa saja yang yang bisa memudahkan atau menyelesaikan masalah dalam keseharian kita, adalah ilmu engineering. Dari bangun pagi, kita menyalakan lampu. Berangkat ke kantor naik motor, motor diisi bahan bakar bensin hasil tambang minyak bumi, di kantor mengetik di komputer sambil menyalakan AC. Oh iya, tadi ke kantor lewat jalan raya dan jembatan layang. Akhir pekan pulang kampung naik kereta api. Semua fasilitas diatas adalah karya engineering.
Lalu bagaimana bangunan kantor kita yang tinggi bisa kokoh dan tak rubuh diterpa angin? Bagaimana bisa ada lift untuk kita naik turun lantai tanpa perlu repot-repot naik tangga?
Di belakang hal-hal keren tersebut ada seorang engineer yang merancangnya.
Bagaimana, sudah terbayang sesuram apa dunia ini tanpa kiprah para engineer?
Kabar sedihnya, tingkat ketersediaan engineer yang kompeten di dunia makin tak berimbang dengan kebutuhan industri. Di Indonesia sendiri, menurut riset lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII), kita masih kekurangan sekitar 280 ribu engineer dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Saya sendiri tak mengerti bagaimana ini bisa terjadi.
Baca juga:
Engineering adalah kebutuhan hidup kita. Untuk itu saya berharap bahwa menjadi seorang engineer atau insinyur akan selalu menjadi salah satu pilihan cita-cita bagi generasi muda kita. Jangan semuanya mau jadi yutuber !